Senin, 05 Januari 2015

how to recycle plastics

In 2007, Office Depot compiled a list of the top 10 ways to recycle at home and in the office.
  1. Buy recycled paper and print on both sides. When using paper in the office, print on both sides of the sheet and recycle the paper when you are finished. By recycling one ton of paper, you can save 17 trees, almost 7,000 gallons of water and more than three cubic yards of landfill space.
  2. Recycle your outdated technology. According to EPA, Americans throw out two million tons of e-waste each year. Avoid adding to that waste by recycling your old technology. For more information on electronic recycling, visithttp://www.epa.gov/epaoswer/hazwaste/recycle/ecycling/donate.htm.
  3. Make recycling bins readily available. Make sure your home and office are outfitted with recycling bins for paper, plastic and metal. Keep them out in the open and label them appropriately. Sometimes the convenience factor is all that is needed.
  4. Recycle your empty ink and toner cartridges. Almost eight cartridges are thrown out in the United States every second of every day. That's almost 700,000 cartridges per day.
  5. Buy remanufactured ink and toner cartridges. Each remanufactured cartridge keeps approximately 2.5 pounds of metal and plastic out of landfills and saves about a half gallon of oil.
  6. Recycle old newspapers laying around the office. When finished reading the newspaper, either leave it for someone else to read or recycle it.
  7. Look for the recycled option in all the products you buy. It's not just paper that is recycled.
  8. Buy rechargeable batteries. It takes 1,000 regular batteries to equal the lifespan of one rechargeable battery. When you are discarding your batteries, recycle them.
  9. Purchase rewritable CDs and DVDs so that you can reuse them from project to project.
  10. Reuse your morning coffee cup. Or better yet, buy a mug to avoid the waste caused by throwing away the paper or Styrofoam.
sumber:
http://eponline.com/articles/2007/11/12/tips-top-ten-ways-to-recycle.aspx

PENGOLAHAN LIMBAH DENGAN TEKNOLOGI MEMBRAN


Membran ialah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran
memiliki ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis serta
ada yang homogen dan ada juga ada heterogen. Ditinjau dari bahannya membran
terdiri dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami adalah bahan yang berasal
dari alam misalnya pulp dan kapas, sedangkan bahan sintetis dibuat dari bahan kimia,
misalnya polimer.
Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk
molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar dari
pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang lebih
kecil. Larutan yang mengandung komponen yang tertahan disebut konsentrat dan
larutan yang mengalir disebut permeat. Filtrasi dengan menggunakan membran selain
berfungsi sebagai sarana pemisahan juga berfungsi sebagai sarana pemekatan dan
pemurnian dari suatu larutan yang dilewatkan pada membran tersebut.

Proses pemisahan dengan membran yang memakai gaya dorong berupa
beda tekan umumnya dikelompokkan menjadi empat jenis diantaranya mikromembran,
ultramembran, nanomembran dan reverse osmosis.
Teknologi membran memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan proses
lain, antara lain :
• Pemisahan dapat dilakukan secara kontinu
• Konsumsi energi umumnya relatif lebih rendah
• Proses membran dapat mudah digabungkan dengan proses pemisahan lainnya
( hybrid processing)
• Pemisahan dapat dilakukan dalam kondisi yang mudah diciptakan
• Mudah dalam scale up
• Tidak perlu adanya bahan tambahan
• Material membrane bervariasi sehingga mudah diadaptasikan pemakaiannya.
Kekurangan teknologi membran antara lain : fluks dan selektifitas karena pada
proses membran umumnya terjadi fenomena fluks berbanding terbalik dengan
selektifitas. Semakin tinggi fluks seringkali berakibat menurunnya selektifitas dan
sebaliknya. Sedangkan hal yang diinginkan dalam proses berbasiskan membran
adalah mempertinggi fluks dan selektifitas.


JENIS-JENIS MEMBRAN
1. Mikrofiltrasi
Mikrofiltrasi merupakan pemisahan partikel berukuran micron atau submicron.
Bentuknya lazim berupa cartridge, gunanya untuk menghilangkan partikel dari air
yang berukuran 0,04 sampai 100 mikron. Asalkan kandungan pdatan total terlarut
tidak melebihi 100 ppm. Filtrasi cartridge merupakan filtrasi mutlak. Artinya partikel
padat akan tertahan, terkadang cartridge yang berbentuk silinder itu dapat dibersihkan.
Cartridge tersebut diletakkan di dalam wadah tertentu (housing). Bahan cartridge
beraneka : katun, wool, rayon, selulosa, fiberglass, poly propilen, akrilik, nilon, asbes,
ester-ester selulosa, polimer hidrokarbon terfluorinasi.
Jenis- jenis cartridge dikelompokkan :

(1) Cartridge leletan
(2) Cartridge rajut-lekatan-terjurai
(3) Cartridge lembar – berpori (kertas saring khusus, media nirpintal,membran,
berkarbon)

2. Osmosis Balik (RO)
Membran RO dibuat dari berbagai bahan seperti selulosa asetat (CA),
poliamida (PA), poliamida aromatis, polieteramida,polieteramina, polieterurea,
polifelilene oksida, polifenilen bibenzimidazol,dsb. Membran komposit film tipis
terbuat dari berbagai bahan polimer untuk substratnya ditambah polimer lapisan
fungsional diatasnya.
Membran mengalami perubahan karena memampat dan fouling (sumbat).
Pemampatan atau fluks-merosot itu serupa dengan perayapan plastic/logam bila
terkena beban tegangan kompresi. Makin besar tekanan dan suhu, biasanya tak
reversible dan membran makin mampat. Normalnya, membran bekerja pada suhu 21-
35 derajat celcius. Fouling membran itu diakibatkan oleh zat-zat dalam air baku
misalnya kerak, pengendapan koloid, oksida logam, organic dan silica.
Berdasarkan kajian ekonomi menunjukkan osmosis balik mempunyai
keuntungan sebagai berikut ;
1. Untuk umpan padatan total terlarut di bawah 400 ppm, osmosis balik
merupakan perlakuan yang murah.
2. Untuk umpan padatan total terlarut di ats 400 ppm, dengan penuruanan
padatan total terlarut 10% semula, osmosis balik sangat menguntungkan
disbanding dengan deionisasi
3. Untuk umpan berapapun konsentrasi padatan total terlarut, disertai
kandungan organic lebih daripada 15 g/liter, osmosis balik sangat baik
untuk praperlakuan deionisasi.
4. Osmosis balik sedikit berhubungan dengan bahan kimia, sehingga lebih
praktis.

3. Ultrafiltrasi
Membran ultrafiltrasi adalah teknik proses pemisahan (menggunakan)
membran untuk menghilangkan berbagai zat terlarut BM (berat molekul) tinggi,
aneka koloid, mikroba sampai padatan tersuspensi dari air larutan. Membran

semipermeabel dipakai untuk memisahkan makromolekul dari larutan. Ukuran dan
bentuk molekul terlarut merupakan faktor penting.
Dalam teknologi pemurnian air, membran ultrafiltrasi dengan berat molekul
membran (MWC) 1000 – 20000 lazim untuk penghilangan pirogen, sedangkan berat
molekul membrane (MWC) 80.000- 100.000 untuk pemakaian penghilangan koloid.
Terkadang pirogen (BM 10.000- 20.0000) dapat dihilangkan oleh membrane 80.000
karena adanya membrane dinamis.
Tekanan sistem ultrafiltrasi biasanya rendah, 10-100 psi (70-700 kPa), maka
dapat menggunakan pompa sentrifugal biasa. Membran ultrafiltrasi sehubungan
dengan pemurnian air dipergunakan untuk menghilangkan koloid (penyebab fouling)
dan penghilangan mikroba, pirogen dan partikel dengan modul higienis.
Membran ultrafiltrasi dibuat dengan mencetak polimer selulosa acetate (CA)
sebagai lembaran tipis. Fluks maksimum bila membrannya anisotropic, ada kulit tipis
rapat dan pengemban berpori. Membran selulosa acetate (CA) mempunyai sifat
pemisahan yang bagus namun sayangnya dapat dirusak oleh bakteri dan zat kimia,
rentan pH. Adapula membrane dari polimer polisulfon, akrilik, juga polikarbonat,
PVC, poliamida, piliviniliden fluoride, kopolimer AN-VC, poliasetal, poliakrilat,
kompleks polielektrolit, PVA ikat silang. Juga dapat dibuat membrane dari keramik,
aluminium oksida, zirconium oksida, dsb.

4. Nanofiltrasi
Proses nanofiltrasi merejeksi kesadahan, menghilangkan bakteri dan virus,
menghilangkan warna karena zat organik tanpa menghasilkan zat kimia berbahaya
seperti hidrokarbon terklorinisasi. Nanofiltrasi cocok bagi air padatan total terlarut
rendah, dilunakkan dan dihilangkan organiknya.
Sifat rejeksinya khas terhadap tipe ion : ion dwivalen lebih cepat dihilangkan
daripada yang ekavalen, sesuai saat membrane itu diproses, formulasi bak pembuat,
suhu, waktu annealing, dan lain-lain. Formulasi dasarnya mirip osmosis balik tetapi
mekanisme operasionalnya mirip ultrafiltrasi. Jadi nanofiltrasi itu gabungan antara
osmosisi balik dan ultrafiltrasi.


FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MEMBRAN
Pembuatan membran mempunyai spesifikasi khusus tergantung untuk apa
TEKNOLOGI MEMBRAN 

membran tersebut digunakan dan spesifikasi apa product yang diharapkan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan membran diantaranya sebagai
berikut :
1. Ukuran Molekul
Ukuran molekul membran sangat mempengaruhi kinerja membran. Pada
pembuatan mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi mempunyai spesifikasi khusus. Sebagai
contoh untuk membran protein kedele yang dihidrolisis menggunakan ukuran
membrane 5000 MWCO, 10.000 MWCO dan 50.000 MWCO.
2. Bentuk Molekul
Bentuk dan konfigurasi macromolekul mempunyai efek pada kekuatan ion,
temperature dan interaksi antar komponen. Perbedaan bentuk ini khusus pada
kondisi dibawah permukaan membrane. Hal ini dapat terlihat dalam penggunaan
membrane pada protein dan dextrin.
3. Bahan Membran
Perbedaan bahan membran akan berpengaruh pada hasil rejection dan distribusi
ukuran pori. Sebagai contoh membrane dari polysulfone dan membrane dari
selulosa asetat, kedua membran ini menunjukkan rendahnya deviasi antara kedua
membran dan ini mempunyai efek pada tekanan membran. Selain itu mempunyai
efek pada tingkat penyumbatan (fouling) pada membrane.
4. Karakteristik Larutan
Pada umumnya berat molekul larutan garam dan gula mempunyai berat molekul
yang kecil dari ukuran pori membran. Karakteristik larutan ini mempunyai efek
pada permeability membran
5. Parameter operasional
Jenis parameter yang digunakan pada operasional umumnya terdiri dari tekanan
membran, permukaan membran, temperature dan konsentrasi. Dan parameter
tambahan adalah : pH, ion strength dan polarisasi.

SUMBER:
http://ans-olahlimbah.blogspot.com/

pengolahan limbah

1) Sampah Organik
a. Makanan Ternak
Di beberapa negara, sampah organik yang berasal dari restoran biasanya dikumpulkan oleh peternak dan digunakan sebagai makanan binatang ternak, misalnya babi, unggas.
Di Indonesia, sampah organik dari pasar yang berupa sayur-sayuran (kobis, slada air, sawi), daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing, dan juga ayam atau itik. Hal ini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi biaya peternakan. Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh ternak. Sebab akan bermasalah jika sampah organik tadi bercampur dengan sampah-sampah yang mengandung logam-logam berat yang dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak tersebut.

b. Komposting Pengkomposan merupakan upaya pengolahan sampah, segaligus usaha mendapatkan bahan-bahan kompos yang sangat menyuburkan tanah. Sistem ini mempunyai prinsip dasar mengurangi atau mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam pengolahan ini dapat berupa bakteri, jamur, khamir, juga insekta dan cacing. Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum, maka diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang dari berbagai komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembaban udara (tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering), dan cukup kandungan oksigen (aerasi baik).
Sistem pengkomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
- Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan.
- Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli.
- Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal.
- Unsur hara dalam pupuk kompos ini bertahan lama jika dibanding dengan pupuk buatan.
c. Biogas Para petani selalu mencari jalan untuk meningkatkan taraf hidupnya. salah satu cara peningkatan taraf hidup ialah dengan cara membuat bahan bakar untuk memasak. Dewasa ini banyak petani membuat bahan bakar biogas berskala kecil di rumah. Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik atau campuran dari keduanya. secara garis besar, biogas dapat dibuat dengan cara mencapur sampah-sampah organik dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara. Selanjutnya dibiarkan selama kurang lebih 2 (dua) minggu.
Sampah yang dibuat biogas ini mempunyai kelebihan antara lain:
- Mengurangi jumlah sampah.
- Menghemat energi dan merupakan sumber energi yang tidak merusak lingkungan.
- Nyala api bahan bakar biogas ini terang/bersih, tidak berasap seperti arang kayu atau kayu bakar. Dengan menggunakan biogas, dapur serta makanan tetap bersih.
- Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk kandang.
2) Sampah Anorganik Sampah anorganik seperti botol, kertas, plastik dan kaleng, sebelum dibuang ke TPA sebaiknya dipilah terlebih dahulu. Karena dari jenis sampah ini masih ada kemungkinan untuk dimanfaatkan ulang maupun untuk didaur ulang.
a. Dijual ke Pasar Loak/Dirombeng untuk Bahan Baku Sisi lain dari pemanfaatan sampah anorganik, seperti kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban nekas, radio tua, TV tua, dan sepeda usang, adalah dijual ke pasar loak. Atau jika enggan pergi ke pasar loak, juga dapat memanggil tukan loak yang biasa membeli barang-barang bekas ke rumah-rumah. Cara lain dapat juga di jual ke tetangga ataupun teman. Dengan demikian, sudah ada usaha mengurangi jumlah sampah yang ada. Cobalah untuk mengumpulkan barang-barang bekas kemudian dijual, pendapatan rumah tangga akan bertambah.
b. Daur Ulang Berbicara mengenai proses daur ulang, ada baiknya apabila mengetahui jenis sampah yang dapat didaur ulang.
Sampah-sampah yang dapat di daur ulang, antara lain:
- Sampah plastik.
- Sampah logam
- Sampah kertas
- Sampah kaca.
c. Sanitary Landfill Ini merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya ditutup tanah. Cara ini akan menghilangkan polusi udara. Pada bagian dasar tempat sampah tersebut dilengkapi dengan sistem saluran leachate yang berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau ke lingkungan. Di sanitary landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sanitary landfill, yaitu :
- Semua lanfill adalah warisan bagi generasi mendatang.
- Memerlukan lahan yang luas.
- Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan dampak lingkungan.
- Aspek sosial harus mendapat perhatian.
- Harus dipersiapkan instalasi drainase dan sistem pengumpulan gas.
- Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi dengan zat-zat beracun)
- Memerlukan pemantauan yang terus menerus.
d. Pembakaran Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Sampah padat dibakar di dalam insinerator. Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Cara ini lebih relatif mahal dibanding dengan sanitary lanfill, yaitu sekitar 3 x lipatnya.
Kelebihan sistem pembakaran ini adalah : - Mudah dan tidak membutuhkan usaha keras
- Membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dibanding sanitary landfill.
- Membutuhkan lahan yang relatif kecil
- Dapat dibangun di dekat lokasi industri.
- Residu hasil pembakaran relatif stabil dan hampir semuanya bersifat anorganik.
- Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik untuk pembangkit uap, air panas, listrik, dan pencairan logam.

SUMBER:
http://ans-olahlimbah.blogspot.com/2013/02/cara-pengolahan-limbah.html